Terjeram dalam pekat dian nanar
Tak dirasa geseran sendi sedari dahulu berlubang
Panas menatap mantap, dingin terusir sayu senyap
Ketika terurai sekelumit pengakuan, dosa sang empu tak terbantah
Sosok buliran membentuk dimensi kebaikan
Nyata saja tak mampu mengubah haluan dan pendirian
Entah, blokade tak berujung kepastian menghilang, tak berhasil menyeruak mata rantai
Sayup terdengar rintihan, kembali meminta
Namun penggubah nada telah lelap dalam tidurnya
Lelap, tak berbekas
No comments:
Post a Comment