Pages

Tuesday 22 March 2011

Sebuah Memori 14 Agustus

Teringat masa kecilku// Kau peluk dan kau manja //Indahnya saat itu /buatku melambung/ disisimu terngiang// Hangat nafas segar harum tubuhmu// Kaututurkan segala/ mimpi" serta harapanmu//

Kau inginku menjadi yang terbaik bagimu// Patuhi perintahmu/ jauhkan godaaan/ yang mungkin kulakukan// Dalam waktuku beranjak dewasa// Jangan sampai terpaku/ terbelenggu jatuh dan terinjak//

Tuhan tolonglah/ sampaikan sejuta sayangku untuknya// Ku trus berjanji/tak kan khianati pintanya// Ayah dengarlah/ betapa sesungguhnya kumencintaimu// Kan ku buktikan ku mampu penuhi maumu//

The superman!
Andaikan detik itu/ kan bergulir kembali// Kuregukkan suasana/ basuh jiwaku/ membahagiakan aku// Yang haus akan kasih dan sayangmu// Kuwujudkan segala sesuatu yang pernah terlewati//....


....14 Agustus2010 kali ini mengingatkan segala memori 7 tahun lalu, 14 Agustus 2003 pukul 11.00 WIB tepat setelah mengikuti perayaan Hari Boden Powell. Masih bocahi ngusan dengan titel baru lulus SD dan anak baru SMP, tidak pernah menyangka bahwa hari itu selain semua orang berpanasan berdiri di tengah lapangan menanti waktu upacara selesai, aku pun akan berpanasan menggeluti perasaan kalut tak menentu, histeris tak terkendali, tak percaya setengah mati dengan keseluruhan rangkaian hari itu. Aku pikir Tuhan bercanda dengan hari itu, aku pikir Tuhan hanya mengajakku bermain sesaat hingga aku tergelak tawa,  aku pikir Tuhan hanya mengajakku menari bersama angin untuk segera sampai rumah membuka puluhan surat pena yang masuk.Dan aku pikir Tuhan baik hari itu, untukku. Tapi Tuhan sedang tidak baik padaku hari itu. Semua pikiran kebaikan pada Tuhan hanya kamuflase semata. Tidak ada canda Tuhan, tidak ada fase bermain-main dengan Tuhan, tidak ada pula tarian bersama angin. Tapi satu yang memang Tuhan berikan padaku hari itu dengan kesempurnaan kepastian, puluhan surat pena yang telah menanti pulang untuk berbagi kekuatan dalam kesedihan.

Tidak pernah membayangkan terkena petir skala tinggi pada siang bolong dengan keredupan sang surya memang, tapi hari tidak hujan! Bukan berjalan tertatih awalnya, malah membanggakan kehidupan sebagai anak SMP baru masuk. Tapi akhirnya berjalan tertatih pula pada radius 50 meter dari rumah. Shit! Aku tak menyukai lelucon ini, seorang yang datang dengan muka masam tengah mengalirkan sumber air mata hatinya ketika menghadapku. Bergegas menarikku dalam tengah kegembiraan bercerita untuk masuk dalam euforia temaram. Dan memang, puluhan surat pena menantiku di rumah,puluhan surat pena tengah memenuhi seluruh rumah lokomotif bapak dan ibu,puluhan surat pena mengalirkan ribuan stimulus untuk ibu di rumahnya. Dan aku tak mampu merespon keadaan, aku tak terima dengan keberadaan mereka. Mereka hanya akan menambah derita akan kepastian yang aku tak mau itu menjadi pasti.Aku tak mau, TUHAAAANN!! Aku baru saja lulus SD, semua itik belum berdiri dengan kokoh.

Bapak meninggal. Itu kepastian yang memang harus, mesti dan wajib kami terima. Pernyataan lucu, BAPAK MENINGGAL!Kapan bapak meninggal??!! Bapakku baru saja akan menyelesaikan masa training kepemimpinan, kenapa mesti meninggal?! Harusnya kami akan menjemput bapak besok, bukan sekarang! Itu pula kenapa tega seorang Izrail mendahului rencana kami menjemputnya! Dasaarr! Tak tahu diri kau, harusnya hargai kami sebagai anak-anaknya menjemput bapak kami, dan bukan kau yang harus membawanya pergi,Shit! Kami tak menerimanya Tuhaaaaaannn!! Kami belum siap, terlalu dini inisemuaaa!! 

Hee, aku benci ini. Bapakku terlihat sangaaat dan saangaaat tampan. Sangaaaat tampan! Tapi sayang, terlihat sangat sempurna ketampanannya tatkala berada dalam peti yang telah ditunggu sejaksiang. Sangat tampaaaann! Dan aku benci, aku sangaaat bencii! Aku benci melihat ketampanannya sekarang. Aku benci melihat ini semua. aku sedih melihat tangisanku. Aku sedih melihat tangisan ibu yang sengaja ditegarkan. Aku sedih melihat tangisan bapak, aku yakin dia pun menangis. Tak rela tak bersama kami.Tapi kenapa pula bapak harus menuruti keinginan Izrail?!! Bukankan telah cukup paham bahwa kami akan menjemputnya besok. Kenapa pula bapak tidak sabar untuk pulang ke rumah? Bukan ke rumah Tuhan, pastinya!

14 Agustus 2003 menjadi hari paling buruk dalam sejarah kelam. Trully bad day! Melihat semua orang larut dalam euforia kelam, melihat perhatian seluruh orang yang mencintai bapak hadir dalam kekalutan, melihat ketegaran seorang istri yang harus bersiap menghadapi keburukan hari esok tanpa kekuatan lain, melihat persiapan pemulangan ragabapak ke liang, melihat teman baru mencoba memusatkan perhatian akan kesedihandi depanku, dan aku benar-benar tidak rela melepas bapak dari rumah. Kenapa harus dipindah, ini rumah beliau!

Prosesi tersulit! Harus memandang wajah bersih bapak sesaat sebelum kepergian raga dari rumah. Aku beenccii!!!Aku sungguh benci! Aku menangis! Tak kuat dan tak rela, sangat tidak rela! Benar-benar dingin dan kaku bapak terbujur di sana. Kain putih menjadi selimut terakhir, pasti dingin di dalam sana. Hidungnya disumpal dengan kapas, tapi senyumnya mengembang pasti. Dingin sekali pipi, hidung, dan dahi ketika bibiri ni merasa. Matanya menutup kalut, hidungnya tidak bergerak lagi. Bapak memang telah meninggal. Tidak ada kembali harapan beliau akan bangun dan memeluk anak putrinya. Aku baru pasrah dan sadar, lemas!
......semalam benar-benar merasakan aura itu kembali. Wajahnya begitu lekat dalam bacaanku, dan aku tersenyum dalam tawa dan ingus. Melihat wajahnya dalam pekat malam dalam mengenang hidup kami sebelum 7 tahun lalu berasa sangat dalam. Teringat segala perhatian tercurah untuk putri kecilnya dahulu yang sekarang tidak dapat dinikmati. Teringat dalam dekapan saat menangis dulu. Teringat ciuman di kepala saat setiap kali duduk didepan motor dinasnya. Teringat saat sering mengajak ke pantai. Teringat saat masih tidur dalam dekapannya. Teringat saat mengganggunya di waktu makan siang kantor untuk meminta mengantarku pulang dari sekolah. Teringat perjalanan ke Bali yang akhirnya memang menjadi perjalanan terakhir. Teringat foto bersama yang bukan menempati ruang studio foto. Hingga teringat pesan terakhir sebelum beliau dinas, 
"Jagain ibu, jangan sering bertengkar sama andi, bantu ibu buat ngurus rumah". Dan memang itu menjadi kata-kata terakhir...,,
....................Semua ingatan selalu berbekas, tidak untuk dilupakan, dan aku bangga.............

My Angels

^ Friendship is a Gold ^

Thanks for everyone who stand up along my life. You are the treasure sent by God. To complete my note of act in the name of good relationship. We should keep in good relationship. We need to complete each others. We just want to have great family of our friendship partner. We able to create its memories beautifully. We LOVE each of us. That's show for Friendship is gold.


We hold the shoulder of each us. We save the heart to share the pain and happiness. We create the trust of the promise. We walk through the same way. We smile for the trouble and walk together again, because We LOVE each of us. That's show for Friendship is gold.

We are the sister and brother. We understand each of us. We truly respect for alive. We deeply concern for lasting good relationship, no matter the big cloud inside, we promise to keep lasting it. And we never blind.

For your blind, when there's no more reason to explain your blind, you may left away. Look in the mirror ahead for the past and you need to learn for you yourself. Understanding and be understood are the formulation. Loving and be Loved are the characters. Respecting and be respected are Human Society culture. And we are living for the name of Friendship is Gold. Because we LOVE each of us.
 

Somebody left but the other come. That's the ruler. Just seemed like die and live. But trusted, true friend won't close its eyes. They still sit on a bench.





 

Dia dan 13 Hari Lagi

. Sebuah pesan masuk di handphone tepat pukul 12.25, di hari ini tanggal 22 Maret 2011. Isi pesan yang masuk singkat tetapi cukump menginspirasiku untuk menuangkan ide yang seketika muncul. " Hitungan Mundur 13 hari lagi ", begitu isi pesannya.
Awalnya belum tersadar juga ada apa dengan momentum 13 hari ke depan. Kalender menjadi sangat berharga untuk kemudian mengecek mengenai hari tersebut. Simpul senyum terbentuk dari bibir dan kemudian membalas pesan tersebut, dari seorang yang pernah mengisi masa lalu.

Hari yang dimaksud bertepatan dengan hari paling spesial dalam sejarah manusia hidup di manapun, Hari Ulang Tahun atau Birthday . Ternyata resiko nambah umur akan segera dieksekusi dalam waktu kurang dari 2 minggu. Padahal aku pun sama sekali tak merasa hari itu ternyata telah dekat.

Hingga kemudian, hal yang membuatku terusik adalah membuat daftar misi. Aku termasuk manusia yang percaya dan mengilhami dengan sangat dalam apa itu mimpi. Bagiku, mimpi yang akan membuat kita semakin hidup. Terlebih bahwasanya mimpi mempunyai daya magnetik yang luar biasa yang mendekatkan kita pada realisasi nyata.Sepanjang mimpi mimpiku yang telah direalisasikan oleh Allah, rasanya aku perlu membuat target untuk landasan 19 tahunku ini.

Bismillahirrahmanirrahim,
For my next 19th, Please God for blessing me :
- The maturity of thinking
- Sholat ga boleh bolong
- Kesabaran, Semangat, Ketulusan
- Belajar mencintai diri dengan lebih ekstra
- Lebih Fokus untuk orientasi masa depan.
- Lebih bertanggung jawab pada diri sendiri.
- Bergabung dalam organisasi eksternal
- Berlibur
- Bekerja part time selama liburan
- Punya Pacar pengertian, dewasa :)
- Dapet hadiah dari Mama
- Hadiah dari seseorang :), semoga kamu merasa ya..

.. Allah yang baik, terima kasih telah ada yang mengirim pesan sekalipun 13 hari sebelum hari H.. Semoga membawa keberkahan untuknya..

Saturday 19 March 2011

Akhirnya, Allah Merealisasikan Lamunanku"

" Gembira, Bahagia, Tawa, Senyum cap lima jari, Apresiasi kebuncahan jiwa and whatever it says " Sangat menikmati moment tadi, ketika membuktikan bahwa Allah merealisasikan satu pinta kecilku.

Sebenarnya mungkin terdengar agak aneh ketika aku mempunyai angan-angan untuk berfoto dengan beliau. Karena pada dasarnya mungkin sebagian mahasiswa di Kampusku, terlebih bagi anak Fellow seperti aku, akan sangat mempunyai kesempatan banyak untuk mendapatkan sesi foto bersama dengannya. Tapi mungkin itu perkecualian untukku. Sejak menerima Fellowship dan masuk menjadi bagian dari lingkungan Paramadina, bisa dihitung cuman beberapa kali berfoto dengannya dan itu pun tidak tepat disampingnya. Hingga aku selalu mengkhayal, bermimpi, melamun dan berharap untuk bisa berfoto secara eksklusif dengan beliau, Bapak ANIES BASWEDAN, rektor UNIVERSITAS PARAMADINA. I love him much! :D

Dari awal 2011, target ini uda tertancap bulet bulet di kepala. Setiap kali ada kesempatan seminar, pengen sekali mendekati beliau trus bilang "pak, saya sangat menginginkan kesempatan untuk bisa berfoto dengan Bapak" Tapi selalu gagal. Namun, kegagalan itu selalu membuat stimulus alam bawah sadarku meningkat berlipat-lipat. "Harus dapat foto sama beliau"! Terlebih ketika isu jabatan rektor akan diganti periode ini. Otomatis ini harus segera direalisasikan. Ini pinta yang telah tertancap cukup dalam di hati. Hingga hari ini, aku mendapatkannya.

Hari ini adalah first project untukku tampil menari di sebuah event. Kali ini dapet di acara wisuda kampus. Jauh hari, aku telah berkhayal bahwa aku akan mendapatkan kesempatan ini, Foto bareng beliau. Gimanapun caranya aku bakal request ke panitia buat fotoin aku sama Pak Anies. Sumpah, itu mindset sebelum tampil. Sangat lekat dalam hati dan pikiran! Harus bisa kali ini. :D
Sebelum tampil, sempet deh bilang ke Kak Hadi, Project Manager T-Ta Paramadina, buat fotoin aku sama Pak Anies. Yaa yang penting bilang dulu deh, dengan harapan bakal diomongin sama panitia. Berulang kali tuh aku request sama dia. Sampai akhirnya pun setelah tampil, aku uda sempet yang hopeless ga bakal dapet lagi kesempatan merealisasikan mimpi. Karena aku tampil nari pas senat telah meninggalkan ruangan, padahal berharap Pak Anies melihat penampilanku. Selesai nari pun aku yang masih berusaha untuk ngga ganti baju terlebih dahulu, masih dengan harapan sama. Hingga akhirnya hopeless juga, waah ga ada kesempatan lagi kali ini. :(
Well, ikhlas.. Semoga terealisasi di lain waktu. Menghibur diri dengan khayalan yang extended, bakal bisa foto sama beliau suatu saat nanti, pasti! Entah saat gelar Pamit T-Ta Goes To France, atau another chance.

Sampai akhirnya ruangan heboh. Posisi lagi makan dan udah ganti baju. Tiba tiba Kak Hadi nyletuk, "Ruthi, itu Pak Aanies!" And i feel so hiiiigghhh...! Langsung ngabuur ke depan dengan perasaan yang ga karuan, saking seenangnya..:D Really, it was so long i ever felt this feeling. Dan ini muncul lagi, perasaan yang benar-benar membuat ulu hati tergerak bebas untuk berapresiasi. Yes! I got this chance! Ini pinta yang aku yakin Allah berikan untukku. Aku dapet foto bareng beliau. Pengennya berdua aja, tapi akhirnya rombongan. And atas nama pinta, khayalan, mimpi or whatever it says, aku berpose di sebelah beliau!

Finally, I Love this moment when my heart feel free. Terima Kasih Ya Allah, Terima Kasih Pak Anies Baswedan, ini pinta dan mimpiku!

Thursday 3 March 2011

^ Surat Untuk Perancis ^


Testimonial : Inilah Modal Pertama ke Perancis :)

The Future Belongs To Those who Believe in the Beauty of Their Dreams. – Eleanor Roosevelt

Aku mencintai Perancis karena Eiffelnya. Bukan, tapi karena mimpiku. Berangkat dari mencintai diri dan orang-orang di sekitarku, aku mencintai mimpiku. Mimpiku adalah mimpi mereka. Ribuan kesamaan Perancis menari-nari merengkuh nilai sama, kesempatan melalui seleksi ini. Namun, kadar cinta terhadap mimpiku tidak disamai oleh ribuan angan di luar. Cinta harus tersampaikan melalui mimpi yang direalisasikan. Bermodalkan mimpi, impian dan cinta seleksi ini harus mencapai titik kesungguhan.
Aku mencintai diri untuk menjadi lebih baik dari kemarin. Belajar menginterpretasikan kesalahan dan tidak ingin kembali pada kesalahan yang sama. Upgrading diri adalah kesempatan bagi setiap manusia untuk kehidupan yang lebih baik. Do your best in every single best adalah tempelan yang melekat pada pangkal otak saat ini untuk setiap kesempatan.  Jangan mempermainkan kesempatan yang merujuk pada mimpimu dengan alasan retoris yang abstrak. Kebesaran mimpimu akan terlihat nyata selangkah usaha terbaikmu. Kali ini tidak ada kompromi untuk meninggalkan langkah terbaik, seperti tahun lalu.
Aku mencintai mereka. Orang-orang dan kesempatan yang membangun internalitasku dari luar. Keluarga adalah loncatan terbesar untuk setiap bangunan pondasi. Setiap pengharapan mereka tentu menumbuhkan ratusan kebaikan nilai pertambahan motivasi diri untuk seribu kali lebih baik. Kata mereka dunia itu tidak selebar telapak tangan, dan mereka menuntun kesungguhan diri untuk memperoleh kebenaran. Bahwa dunia itu luas.
Aku mencintai Paramadina. Kebaikan institusi pendidikan ini memberi rasa lebih pada niat memberi dan berkontribusi sesuai dengan kapasitas yang dibanggakan ini. Menjadi bagian pada kesempatan besar yang bermuara pada upaya membesarkan Paramadina adalah resolusi yang harus tercapai. Paramadina menggerakkan kesungguhan hati untuk terpacu turut berkontribusi ke dalam bagian yang membanggakan. Memberikan persembahan terbaik untuk Paramadina. Menjadi bagian dari incredible team of T-Ta merupakan sisi untuk menyalurkan kompetensi diri dan kontribusi kepada Paramadina yang telah memfasilitasi kelebihan pendidikan.
Aku mencintai tarianku. Menari adalah hobi, sahabat di kala sendiri, serta candu bagi hati menggerakkan ribuan stimulus di otak untuk mengikuti irama dengan olah tubuh. Menari adalah sebuah pengakuan bahwasanya kita hidup di tengah ribuan fenomena yang menginspirasi kita benar-benar hidup. Menari adalah kesempatan, kesempatan untuk mengapresiasi diri, menjunjung diri dan memperbaiki diri untuk setiap keindahan niat di dalam jiwa. Apresiasi besar akan terproyeksikan dengan baik ketika kesempatan membawa judul “Duta Misi Kebudayaan” tersemat di bahu. Menari di level internasional tentu saja menjadi mimpi sebagian besar orang,dan ini mimpiku. Menjadi salah satu bagian dari pertunjukkan internasional yang mengikat diri menjadi aktor di dalamnya. Menari gending jawa di tengah kebudayaan barat menginspirasiku untuk mewujudkannya.
Aku mencintai seseorang. Dan mimpi ke Perancis adalah sekaligus upaya untuk menunjukkan kebenaran dari sebuah kesalahan lalu.