Pages

Saturday 7 May 2011

You and Me on Memories

.. dan izinkan aku titipkan, kisah cinta kita selamanya..
                                                                          ( Kerispatih - Demi Cinta )


 
Sorry to say, aku teringat kembali lagu ini. Pertama kali menemani kamu manggung bareng band kamu. Entah, aku mengapresiasikan lagu ini sebagai lagu kita. Teringat sangat jelas penampilanmu saat itu dengan seruan para ABG perempuan. Cukup membuatku tersenyum, hingga saat ini. 

Sangat bersyukur pernah mengenalmu dan menjadi bagian dari hidupmu. Aku mengingat kembali masa PDKT kita yang cukup menguras emosi masing-masing. Bagaimana kamu memberi perhatian, bagaimana kamu mengirimi salam ketika aku siaran, bagaimana kamu mampu membuat hati berdetak dengan gaya sms kamu. Dan ingatkah kamu disaat kamu akan menyerah melihat seorang lain yang tengah mendekatiku? Bagaimana aku pun meyakinkan diri dan hati bahwasanya 'I will be yours if you straight on'. Dan akhirnya Tuhan menginginkan kita bersama. :)

Sangat bersyukur kita pernah berdua. Menghabiskan waktu dalam sebuah kesempatan bersama. Ingatkah kau kita hampir selalu mengunjungi Science Park untuk bertemu. Makan ice cream di sana, bercerita disana, melempar batu ke danau. Kita pun selalu berada di stasiun untuk kamu mengantarku pulang atau aku yang melepasmu naik KRL. Atau ketika kita menyusuri sepanjang jalan kampus daripada naik bis khusus hanya untuk kita menghabiskan waktu mengobrol. Atau tahukah kamu bahwasanya aku sangat menantikan saat-saat kamu memainkan snare di tengah arena gymnasium? Aku menjadi semakin bangga mengetahuimu sebagai Section Leader. Aku sungguh bersyukur.
Ingatkah kamu kita pula sering bertengkar. Bahkan sangat sering hanya karena mungkin aku tengah lupa membalas sms kamu sehingga kamu merasa terabaikan. Atau ketika kamu merasa tidak menyukai sikapku hingga aku berceloteh banyak tentang latar belakang pendirianku. Seperti malam itu kita bertengkar sangat hebat melalui sms hanya karena salah paham. Ingatkah kamu, kita bertengkar hingga pukul 2 pagi. Dan pada akhirnya kita kembali merasakan keterkaitan perasaan kita, 'kita saling membutuhkan'. Atau ketika kamu membalas sikapku yang tidak membalas smsmu tepat waktu hingga kamu merasa sangat terabaikan, dan aku mengalami hal yang sama. 

Ingatkah kamu ketika kita memutuskan untuk berpisah dengan tetap memegang komitmen kita? Aku menginginkan yang terbaik untuk kita karena aku meyakinimu. Hingga aku setuju untuk kita dapat saling introspeksi diri. Berpisah untuk kembali bertemu pada masa yang tepat setelah kita dapat saling mempercayakan diri kita satu sama lain. Aku meyakini bahwasanya kamu akan menjaga keyakinan kita. Sama halnya denganku yang berusaha selalu mengingatmu ketika datang seorang lain yang mengamatiku. Aku masih merasakan ulang dengan perasaan kita. Dan aku pun punya alasan menolak ketika kamu mengajak untuk kita kembali bersama.

Tapi sekarang dengan mengetahui sesuatu yang telah menjadi keputusan indahmu dan sedikit menyakitiku (kau tahu bukan aku tipikal perempuan seperti apa ketika telah mempunyai hati), cukup aku mengatakan " i'm sick of you even i'm not sure hate you ". Tidak mudah bagiku membenci seseorang, kau tahu hal itu. Dan bahkan aku susah marah terhadap sesuatu meskipun membuatku berkorban perasaan menanggapinya, kau tahu itu. 

I believe in you. I don't know the reason is, just believe in you. Tapi mungkin aku pun akan melakukan hal yang sama. Bukan untuk membuat nilai kita sama, tapi untuk meyakinimu.

Wednesday 4 May 2011

Dad, I'm Missing You Tonight

.. aku tengah menginginkan untuk memelukmu kembali. Seperti terakhir aku lakukan bersama pembaringan terakhirmu, Ayah..

Entah karena tingkat emosionalku tengah bergejolak atau memang karena efektifitas foto yang mampu menggairahkan emosiku malam ini, aku merasa kita telah sangat lama tidak saling menumpahkan perasaan. Dan aku memang tengah tersadar dad, telah melewatkan waktu 7 tahun lebih tanpa asupan gizi kasihmu yang aku butuhkan. Tanpa bingkisan kado setiap ulang tahunku datang. Tanpa sms, telepon ataupun segala bentuk perhatian yang sangat sangat aku butuhkan. Tanpa keleluasaan yang bisa aku manfaatkan untukku menangis di pundak dan dekapanmu, bercerita tentang semua yang membebani hatiku akhir-akhir ini. Karena aku yakin, kau akan senantiasa membela dan menjunjung hatiku ayah.

Kau harus tahu perjalanan hidup yang Allah berikan untukku bertahan menghadapi indahnya hidup ini, dinamika yang cukup keras dan rumit. Mungkin jika kau masih berada bersama kami aku tak akan mengalami seperti ini. Mungkin aku tak perlu mempertahankan hati tiap kali menghadapi kesulitan keuangan akhir bulan. Mungkin dengan mudahnya aku memintamu untuk membayar uang kuliah di UI yang kala itu berhasil aku masuki. Mungkin aku tak perlu berusaha mencari beasiswa untuk melanjutkan mimpi-mimpiku berkuliah karena ketakutanku akan keuangan keluarga. Dan mungkin aku tak perlu takut memikirkan manajemen keuangan diri, menanggapi gelisahnya hati yang selalu terkait dengan usaha pencapaian mimpiku.
Mungkin ibu, istrimu ayah, akan menjadi seorang yang lebih demokratis dan tidak menanggung jutaan peluh beban. Mungkin Mas Ariawan akan mendapat gelar master ekonomi dengan sempurna seperti yang telah pernah engkau janjikan. Mungkin Mas Ari akan pula mampu melanjutkan studi spesialis Dokter Kandungan seperti yang ia impikan. Mungkin Mas Nunuk, Aku dan Andi akan sangat berbahagia mendapat kesempatan menikmati jutaan kasihmu lebih lama, pekat dan dalam. Dan kau tau ayah, Aku yakin ayah akan dengan serta merta merasakan kebanggaan luar biasa memiliki kami. Dan kami pun akan senantiasa bersyukur bahwa Allah menganugerahi kami seorang Ayah sempurna.

Tapi dari semua yang telah Allah berikan kepada keluarga kita dengan engkau telah menghadap kepadanya dan membangun pondasi istana kita di surga, aku belajar banyak ayah. Hingga saat ini telah 7 tahun lebih ayah meninggalkan kami, aku mampu merasakan segala sesuatunya. Kenikmatan dan kesusahan, kesedihan serta kebahagiaan, pengorbanan, perselisihan, perjuangan, kecemburuan dan segalanya. Metamorfosis diri terasa sangat kompleks dan berat. Hingga terkadang aku telah lupa cara untuk menangis, tersenyum, tertawa dan merasa semuanya berjalan flat. Tapi malam ini ayah, aku menumpahkan air mataku ketika melihat kembali fotomu. Aku merindukanmu ayah. Aku ingin merasakan alur wajahmu. Aku ingin merasakan kau menenangkanku malam ini dari segala kegundahan

Ingatkah kau ayah terakhir kali aku mencium keningmu, aku sempat berharap kau akan bangun kembali. Kau hanya tidur sementara dan bukan selamanya. Masih seorang bocah SMP dad. Namun sekarang setelah 7 tahun lamanya, anak perempuanmu ini telah menjadi seorang mahasiswi. Tak kah kau ingin mendekapku untuk meyakinkan dirimu bahwasanya aku telah tumbuh dewasa?

Aku tengah menunggumu, Ayah.. I Love you .. I Love our family..